MISS JILBAB (Cerpen)

Diposting oleh Clara Amanda on 06.39 komentar (0)

Pagi itu, suasana SMA Bina Raharja mulai tampak ramai. Para siswa dan siswi mulai berdatangan melewati pintu gerbang sekolah. Tampak sebagian sedang asyik berceloteh ria bersama kawannya. Yang sebagian lagi berjalan malas-malasan berangkat sekolah.

“ Zahraaaaaaaa” rupa-rupanya teriakan cempereng itu telah mengagetkan si empunya.

Zahra berbalik, ia kaget setengah mati melihat tampilan sahabatnya Sisca

“ Gimana cantik gak, kalau aku pakai jilbab?” Tanya Sisca sambil berputar-putar seolah-olah seperti seorang peragawati.

“ Aku ikut senang, kalau kamu udah mau tutup aurat dengan memakai jilbab. Kamu udah mantap kan?

Dan siap menjalankan konsekuensinya?” Tanya Zahra mencoba meyakinkan pendirian sahabatnya. Karena, ia tahu sedikit kepribadian Sisca yang seorang pembosan setelah berteman lama dengannya.

“ Emmmm, aku belum terlalu yakin.

Sebetulnya jujur nih aku pakai jilbab tuh buat ngedeketin Ibnu anak Rohis kakak kelas kita.” Jawab Sisca polos

“ Masya Allah, kamu tuh keterlaluan, jilbab tuh bukan sebuah alat untuk pdkt tahu?. Jangan buat main-main ah!.” Tegur Zahra hampir sewot

“ Ihhhhhh, Zahra jangan sewot dulu donk?

Lha mbok kasih support sahabatnya biar sukses pdkt.” Ujar Sisca senewen

“ Udah ah, kayak gitu kok minta support aku.

Kamu tuh dibilangin suka ngeyel. Yuk masuk aja bentar lagi bel. “ Ajak Zahra

Di tengah pelajaran pun, omongan Sisca hanya Ibnu, Ibnu saja mulai dari yang baik lah, alim lah, cakep delelel. Zahra hanya bisa menjadi pendengar setia dan sesekali menimpali ucapan Sisca

“Sisca, Zahra tolong Anda berdua kerjakan soal di papan tulis!. Teriak Pak Dedi guru Fisika killler yang sedang mengajar mengagetkan mereka

“ Dari tadi, Anda berdua terus ngobrol seolah sudah bisa. Ayo kerjakan!. “ Perintah Pak Dedi

“ Mampus deh!.” Kata mereka berdua dalam hati. Mereka lemas dan saling menyalahkan.

Beberapa hari kemudian, Sisca meminta Zahra agar diajak ke pengajian anak-anak rohis di sekolah. Yang kebetulan Zahra sering mengikutinya tiap hari Minggu . Zahra yang tahu maksud Sisca pun, tak bosan-bosannya menegur. Saat hari Minggu, ia menghampiri Sisca, sesuai permintaan, Sisca mengajaknya ke pengajian, ia terperanjat

“ Sis, beneran kamu mau ikut ke pengajian?

Kalau iya, jangan dandan menor kayak gitu ah.

Kamu kan pakai jilbab,ini tuh bukan fashion show.” Nasehat Zahra

“ Za, Za kamu tuh gak tahu aja, aku kan kayak gini biar diperhatiin Ibnu tahu?.” Jelas Sisca

“ Yuk berangkat!” Ajaknya

“ Udah ah terserah kamu. Capek aku kasih tahu.” Ujarnya.

Esoknya di sela istirahat, Sisca bercerita“ Za, tahu gak kemarin Ibnu ngobrol ama aku usai pengajian.” Lapor Sisca setengah girang

“ Emang kamu ama dia ngobrol apaan?” Tanya Zahra

“ Banyak sih, soal agama gitu deh. Buat bosen juga sih.

Eh, kemarin dia juga negur penampilan aku yang katanya kurang sesuai saat aku pakai jilbab.” Jawab Sisca

“ Nah, bener kan apa kataku.

Kamu kalau diberitahu gak mau dengerin.” Kata Zahra

“ Iya deh aku yang salah” Maaf Sisca

Tiap hari ada saja cara-cara Sisca buat menarik perhatian Ibnu mulai sering datang ke pengajian lebih awal, mengajak Ibnu diskusi, sampai-sampai dibela-belain bawa kue khusus buat Ibnu setelah pengajian. Zahra hanya bisa terheran-heran melihat kelakuan sahabatnya

“ Ya, Allah sadarkan sahabatku. Bahwa yang dilakukannya salah. “ Doa Zahra dalam hati.

Sorenya, saat Sisca main ke rumah Zahra.”Za, aku udah gak bisa tahan lagi nih buat nyataiin perasaanku ama Ibnu nih!.” Kata Zahra mengagetkan Zahra

“Whattt??, kamu tuh ya gak malu apa? Masak cewek nyatain diri duluan.

Lagipula, aku yakin Si Ibnu tuh gak mau pacaran . Soalnya aku tahu dia tuh tipe orang yang memegang teguh agamanya .” Jelas Zahra

“ Yahhhhhhhhh, Zahra jangan mematahkan semangatku donk!.” Kata Sisca hampir menangis

“Udah deh, saranku lupakan niatmu itu.” Saran Zahra .

Ia tahu akan sulit bagi sahabatnya untuk mendapatkan sebuah jawaban dari Ibnu. Karena ia tahu, sebetulnya Ibnu itu…

“Ah lupakan saja jangan sampai dia tahu. “ Zahra membatin

“ Gak, aku gak mau. Aku udah bulat mau nyatain perasaanku sama dia sore ini juga. Mantap Sisca

Esok hari di sekolah, Zahra sudah tidak sabar menunggu kabar dari Sisca. Tak lama ia melihat Sisca di koridor sekolah, ia menyusulnya

“ Gimana Sis kemarin?” Tanya Zahra mendesak

Sisca hanya tersenyum simpul. Di taman belakang sekolah, Ia menumpahkan air matanya di pundak Zahra.

“Za, Ibnu menolakku .” Kata Sisca terisak

Ia menangis sesenggukan

“ Sis, jujur kalau saja kamu mau dengerin nasehatku.” Kata Zahra

“Mungkin kamu gak kayak gini.”

Sisca menatap mata Zahra

“Maksud kamu?” Tanya Sisca heran

“Jujur, aku tahu banget siapa dia.

Kamu tahu, itu karena dia adalah saudara sepupuku.” Kata Zahra tertahan

“ Haaaaaaaa, kenapa nggak dari dulu kamu cerita padaku?” Tanya Sisca hampir marah

“ Aku malu tahu.” Marah Sisca

“ Maafkan aku Sis bukannya aku bermaksud kayak gitu.” Jelas Zahra. Sisca kaget, rasa marah, malu, dan sedihnya bercampur.

“ Kamu jahat banget sih!.” Teriak Sisca. Ia pun menghambur meninggalkan Zahra di bangku taman.

“Sisssss, “ Kejar Zahra.

Terlambat, Sisca sudah menyetop angkot. Zahra menatap sedih melihat kepergian sahabatnya.

Malamnya, Zahra berusaha menelopon tetapi tidak dijawab, sms dari Zahra juga tidak dibalas

“ Duh, gimana nih biar Sisca ga marah ama aku?” Bingung Zahra

Emmm, gimana kalau aku ke rumahnya setelah salat isya. Kan gak jauh-jauh amat tuh.” Kata Zahra dalam hati

“Sisca, ada Zahra tuh di bawah nungguin kamu.” Kata Ibu Sisca sambil mengetuk pintu kamar Sisca

“Mah, bilangin kalau aku gak ada .” Teriak Sisca sambil menutup wajahnya dengan bantal.

Pintu kamar dibuka, Zahra masuk

“ Ngapain kamu datang?.” Sisca melengos

“ Sis, maafkan aku. Aku merasa bersalah gak kasih tahu kamu.” Zahra mencoba menjelaskan.

Setelah beberapa saat, hati Sisca mulai melunak atas penjelasan-penjelasan yang diberikan Zahra.

“ Za, maafkan aku juga ya. Mungkin ini teguran dari Allah karena aku pakai jilbab karena ada maksudnya.” Kata Sisca

Mereka berdua berpelukan

“ Jadi tetap pakai jilbab kan?” Tanya Zahra mencoba meyakinkan

“Ya, iyalah.” Kata Sisca

Lalu mereka tertawa bersamaan

Beberapa hari kemudian, Sisca mulai ceria lagi, tak ada raut muka sedih pada dirinya. Ia juga masih mengikuti pengajian. Tiba-tiba, saat mereka jajan di kantin Sisca menyeletuk

“ Za, tahu gak kemarin waktu pengajian aku lihat dari alumni Rohis yang datang, siapa namanya itu? , Taqim ya itu?, kece banget tahu!.” Kata Sisca

Zahra pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya

“Ampunnnnnnnnnn, gak lagi deh” Kata Zahra dalam hati.


Sumber: Suara Remaja

Klik disini untuk baca selanjutnya......

Pemuda Harapan Bangsa

Diposting oleh Clara Amanda on 06.26 komentar (0)

Pemuda adalah sekelompok masyarakat yang masih dalam usia remaja, peran aktif mereka dalam kegiatan positif sangat dibutuhkan oleh masyarakat umum, karena pemuda adalah generasi yang akan menjadi penerus generasi sebelumnya. Kemajuan suatu bangsa akan sangat ditentukan oleh kualitas pemuda yang meliputi semua aspek kehidupan, seperti dalam hal pendidikan, kebudayaan, moral, dll.

Untuk membentuk remaja yang bisa menjadi harapan bangsa bukanlah hal yang mudah, tetapi usaha ini membutuhkan kerja keras dan kerjasama dari semua pihak, mulai dari lingkungan yang paling kecil yaitu keluarga, kemudian perkampungan dimana mereka tinggal, lingkungan sekolah, sampai pada lingkungan dimana mereka berada dalam suatu Negara.

Usia remaja memang masih sangat labil sehingga sangat mudah untuk terpengaruh dengan keadaan di sekitar mereka, maka peran orang tua dalam perkembangan remaja sangat dibutuhkan. Kasih sayang dan perhatian dari orang tua sangat diperlukan untuk membentuk karakter mereka.

Ada banyak hal yang harus ditanamkan pada setiap pemuda sejak dini, diantaranya yang termasuk terpenting adalah tentang agama, karena dengan diperkenalkan dengan agama, maka moral mereka akan terbentuk menjadi seorang pemuda yang agamis. Kita semua tidak bisa menafikan urgensitas agama, karena dengan agama manusia bisa membedakan antara yang benar dan yang salah, serta dengan agama pula kita bisa tahu tentang tata cara hidup yang benar.

Kemudian selain menanamkan pengetahuan rohani (keagamaan) kepada pemuda, pendidikan juga menjadi hal yang sangat penting untuk ditekankan pada mereka sejak dini, karena kewajiban mencari limu adalah dari lahir sampai ke liang lahat, demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Pendidkan adalah alat yang akan membentuk generasi yang berilmu, karena dengan ilmu yang akan menjadikan manusia lebih mulia dari makhluk yang lain.

Setelah manusia dikaruniai akal, maka sebagai wujud rasa syukur adalah dengan terus menerus memanfaatkan akalnya untuk mencari limu. Ilmu adalah cahaya bagi kegelapan dan menjadi lampu bagi kehidupan.

Di era modern ini, pemuda dituntut untuk bisa mengetahui banyak hal tentang perkembangan sains dan teknologi yang semakin canggih. Ini menjadi tantangan yang harus dihadapi, karena perkembangan keilmuan yang terus berkembang di belahan dunia. Ketika pemuda sudah dibekali dengan pengetahuan yang bagus maka akan menjadi modal besar bagi suatu bangsa untuk bisa bersaing dengan bangsa lain.

Selain dua hal tadi, pergaulan juga menjadi bahan yang perlu diperhatikan, karena pengaruh dari pergaulan bebas sangat dominan bagi para pemuda. Ketika mereka bergaul tanpa bisa memilih komunitas, maka mereka akan bisa terbawa arus. Sehingga maraknya pengisap narkoba dari kalangan remaja, kemudian pergaulan bebas yang sampai menuju freesex, pemerkosaan, tawuran antar remaja dan sebagainya adalah juga faktor pergaulan yang kurang hati-hati.

Dalam hal ini peran orang tua (keluarga), guru dan lingkungan sekolah/lembaga pendidikan, pemuka agama serta peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam kerjasama yang menyentuh semua elemen masyarakat untuk mewujudkan generasi yang pandai dan bermoral.

Saya yakin ketika pemuda suatu bangsa dibekali dengan rohani yang bagus dan ilmu pengetahuan yang memadai, maka akan bisa mengantarkan bangsa mereka menjadi bangsa yang hebat di bumi ini. Semoga para pemuda Indonesia terus mahu bekerja keras untuk memajukan bangsa mereka dalam semua aspek kehidupan yang positif.

Kairo, 25 November 2008

Sumber: Suara Remaja

Klik disini untuk baca selanjutnya......

INVESTASI MASA DEPAN

Diposting oleh Clara Amanda on 05.55 komentar (0)

Sekitar 38 juta orang Indonesia berusia antara 15-24 tahun. Dari jumlah tersebut, lebih dari 20 juta aktif secara ekonomi, sekitar 15,5 juta bekerja, sedangkan lebih dari 5 juta remaja menganggur. Ke-18 juta remaja yang dianggap "tidak aktif secara ekonomi" umumnya masih bersekolah (11 juta), bekerja di rumah (5 juta) dan lainnya (2 juta).
Sekitar 700.000 orang putus sekolah tiap tahun, kebanyakan dari mereka perempuan. Tingkat buta huruf dalam kelompok ini mencapai 17%.
Meskipun tingkat kesadaran terhadap HIV/AIDS diantara remaja umumnya tinggi, tingkat hubungan seks berisiko tinggi dan penggunaan jarum suntik napza bergantian juga tinggi. Tingkat konsistensi penggunaan kondom rendah, rata-rata dibawah 6%. Banyak dari orang dengan HIV/AIDS terinfeksi pada akhir umur belasan atau awal 20-an.

Sumber: Remaja

Klik disini untuk baca selanjutnya......